Kejadian 6:9
Riwayat Nuh
6:9 Inilah riwayat
Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela
di antara orang-orang
1 sezamannya;
dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Kejadian 17:1
Sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham
17:1 Ketika Abram berumur
sembilan puluh sembilan tahun
2 , maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram
dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa,
hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
1 Full Life: NUH ADALAH SEORANG YANG BENAR DAN TIDAK BERCELA DI ANTARA ORANG-ORANG.
Nas : Kej 6:9
Di tengah kefasikan dan kejahatan yang merajalela ketika itu (ayat
Kej 6:5), Allah menemukan dalam diri Nuh seorang yang benar dan yang
masih berusaha untuk berhubungan dengan-Nya.
- 1) "Tidak bercela di antara orang-orang sezamannya" menunjukkan bahwa
dia memisahkan diri dari kejahatan moral masyarakat di sekitarnya.
Karena dia adalah orang benar yang takut akan Allah dan tidak menyetujui
pandangan dan kelakuan umum yang populer, Nuh berkenan kepada Allah
(ayat Kej 6:8; 7:1; Ibr 11:7; 2Pet 2:5).
- 2) Kebenaran dalam hidup Nuh ini dihasilkan oleh kasih karunia Allah,
oleh iman Nuh dan pergaulannya dengan Allah (ayat Kej 6:9).
Keselamatan di zaman PB harus diperoleh dengan cara yang sama, yaitu
oleh kemurahan dan kasih karunia Allah yang diterima melalui iman yang
begitu vital sehingga menghasilkan usaha yang tulus untuk bergaul dengan
Allah dan hidup terpisah dari angkatan yang jahat (ayat Kej 6:22;
Kej 7:5,9,16). Ibr 11:7 menyatakan bahwa Nuh "ditentukan untuk
menerima kebenaran sesuai dengan imannya."
- 3) PB juga menyatakan bahwa Nuh merupakan pengkhotbah kebenaran
(2Pet 2:5). Di dalam hal ini dia merupakan teladan bagi para
pengkhotbah.
2 Full Life: SEMBILAN PULUH SEMBILAN TAHUN.
Nas : Kej 17:1
Abram kini berusia sembilan puluh sembilan tahun dan Sarai jauh
melampaui usia yang mampu melahirkan anak. Tetapi tiga belas tahun setelah
kelahiran Ismael dan dua puluh empat tahun setelah janji Allah yang
pertama, Tuhan menampakkan diri kepada Abram dengan suatu berita dan sebuah
tuntutan.
- 1) Allah menyatakan diri sebagai "Allah Yang Mahakuasa" (Ibr. _El
Shaddai_), yang artinya bahwa Ia dapat melakukan segala sesuatu dan
tidak ada yang mustahil bagi Dia. Sebagai Allah Yang Mahakuasa, Ia dapat
menggenapi semua janji-Nya ketika secara alami tidak mungkin digenapi
lagi. Dengan demikian anak Abram yang dijanjikan itu akan lahir ke dalam
dunia oleh suatu mukjizat (bd. ayat Kej 17:15-19; 35:11; Yes 13:6;
Rom 4:19; Ibr 11:12).
- 2) Allah menuntut bahwa Abram berjalan di hadapan-Nya dengan tidak
bercela (yaitu, mengabdi sepenuhnya untuk melaksanakan kehendak Allah).
Sama seperti iman Abram diperlukan untuk menerima perjanjian Allah,
demikian pula suatu usaha sungguh-sungguh untuk menyenangkan Allah
dituntut bagi kesinambungan berkat-berkat perjanjian dengan Allah (bd.
Kej 22:16-18). Iman Abram harus disertai ketaatan
(lihat cat. --> Rom 1:5),
[atau ref. Rom 1:5]
jikalau tidak dia akan dinyatakan tak mampu berperan serta dalam
maksud-maksud abadi Allah
(lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAHAM, ...).
Dengan kata lain, semua janji dan mukjizat Allah hanya akan terjadi
ketika umat-Nya berusaha untuk hidup tidak bercacat dan hati mereka
tetap terarah kepada-Nya (bd. Kej 5:24; 6:9; Ul 13:4;
lihat cat. --> Mat 17:20).
[atau ref. Mat 17:20]